Laman

Kamis, 10 Maret 2011

IMUNISASI PENCEGAH TUBERKULOSIS PARU

“Dok, anak saya dulu sudah pernah imunisasi BCG tapi kok sekarang kena penyakit paru-paru?”
Pertanyaan itu sering anda dengar. Umumnya orang tua yang mempunyai anak penderita TB heran, mengapa anaknya bisa terkena tuberculosis padahal sudah mendapat imunisasi BCG pada waktu masih bayi. Bahkan mereka jadi bertanya, apa manfaat imunisasi BCG? Kalau ternyata tidak bermanfaat dan tidak bisa melindungi anak dari penyakit TB, mengapa masih dianjurkan, bahkan diwajibkan oleh pemerintah? Baiklah, akan saya jelaskan sedikit yang saya ketahui tentang manfaat imunisasi BCG bagi anak.

Imunisasi BCG termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan (hepatitis B, DPT, polio, BCG, dan campak).  B berasal dari Bacillus (bakteri), C singkatan dari Calmette dan G singkatan dari Guerin. Calmette dan Guerin adalah 2 ilmuwan perancis yang mengembangkan vaksin BCG untuk melawan penyakit tuberculosis di awal abad 20.

Di Indonesia, imunisasi BCG wajib diberikan karena seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB dan salah satu negara dengan penderita TB urutan ke-3  di dunia setelah India dan Cina. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, berbicara, bernapas ataupun bersin.

Gejala klinis TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak tinggi, berkisar 38 derajad Celcius, biasanya timbul sore hari, 2-3 kali seminggu. Gejala lain adalah penurunan nafsu makan, dan gangguan tumbuh kembang. Gejala batuk pada pasien TB anak tidaklah menonjol karena lesi primer TB paru pada anak umumnya terdapat di daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor batuk. Kalaupun terjadi, berarti limfadenitis regional sudah menekan bronkus dimana terdapat reseptor batuk. Batuk kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.


Anak yang diduga terkena TB selanjutnya dilakukan foto rontgen dada untuk mengetahui adanya flek paru, tes Martoux untuk mendeteksi peningkatan kadar antibodi, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB. Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada anak berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.

Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”. Karenanya, mencegah lebih baikdaripada mengobati. Selain menhindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.

Usia Pemberian Imunisasi BCG.
Imunisasi BCG diberikan pada anak usia kurang dari 2 bulan(4). Banyak rumah sakit yang tidak memulangkan ibu dan bayinya, kecuali jika bayinya sudah mendapatkan vaksinasi BCG. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasikan BCG.

Lokasi Penyuntikan.
Bayi akan disuntik pada lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha. Efek Samping yang timbul umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. Biasanya akan sembuh sendiri(1).

Jumlah Pemberian Imunisasi BCG.
Pemberian imunisasi BCG cukup 1 kali saja, tak perlu diulang. Sebab vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan. Pada kulit yang telah dinjeksi, jangan dibalut atau diberi antiseptik. Biarkan seperti apa adanya.

Tanda keberhasilan.
Keberhasilan imunisasi ditandai dengan munculnya bisul kecil di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.

Jika muncul bisul lebih cepat, dalam 2-3 hari dan menetap sampai 3 minggu, laporkan pada dokter. Anak anda mungkin telah terinfeksi kuman TB.

Jika bisul tak muncul, jangan cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan kurang tepat, mengingat cara penyuntikan perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntiknya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal. Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi BCG pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah. (Ahmad Ismail, BKPM kota Pekalongan)

Sumber : http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/451.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar