Laman

Rabu, 16 Juni 2010

PWS KIA (KARTINI)

 PERKEMBANGAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN SOFTWARE PWS KIA (KARTINI)
Sumber : Depkes RI   

Dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia, sistem pencatatan dan pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat untuk memantau kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, Bayi dan Balita, juga untuk menilai sejauh mana keberhasilan program tersebut dijalankan serta sebagai bahan untuk membuat perencanaan di tahun – tahun berikutnya.

Untuk membuat perencanaan yang baik, dibutuhkan data yang akurat dan lengkap. Keakuratan data diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan prioritas masalah. Sedangkan kelengkapan data sangat diperlukan untuk menyusun perencanaan yang komprehensif, yang dapat menjawab dan memecahkan akar permasalahan kesehatan di suatu wilayah.

Sebagian besar data KIA yang tersedia di lapangan adalah data cakupan pelayanan KIA yang dari segi keakuratan masih sangat lemah. Hal ini ditandai dengan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara data yang dikumpulkan melalui kegiatan PWS dengan data hasil survey yang dikumpulkan langsung dari masyarakat. Di samping itu, ketersediaan data spesifik mengenai kesakitan ibu dan bayi masih sangat kurang. Banyak wilayah tidak memiliki data tentang prevalensi anemia pada ibu hamil, KEK pada ibu hamil, malaria pada ibu hamil, gizi buruk dan data kesakitan lainnya, padahal jenis kesakitan tersebut memberikan kontribusi yang nyata untuk terjadinya kematian ibu dan Balita. 

Sistem Pencatatan dan Pelaporan mulai digunakan secara sistematis sebagai alat untuk pemantauan suatu wilayah pada tahun 1985, dengan dikembangkannya Pemantauan Wilayah Setempat Imunisasi (PWS Imunisasi). Saat itu PWS Imunisasi digunakan untuk memantau cakupan pelayanan imunisasi di suatu wilayah secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah yang cakupan pelayanan imunisasinya masih rendah. Berdasarkan keberhasilan pelaksanaan PWS Imunisasi tersebut, pada tahun 1987 – 1988 dikembangkan PWS – KIA dan PWS Gizi.

Pada tahun 1990, PWS Imunisasi, PWS KIA dan PWS Gizi telah digunakan secara nasional dengan melibatkan lintas sektor. Pada tahun tersebut pula, Indonesia berhasil mencapai UCI dan angka kematian bayi turun secara signifikan. Hasil dari PWS KIA tersebut tidak hanya dimanfaatkan oleh sektor kesehatan tetapi juga dimanfaatkan oleh sektor lain (Depdagri, BKKBN, Deptan). Karena keberhasilannya di Indonesia, sistem PWS juga direplikasi di beberapa Negara tetangga.

Pada tahun 1998 – 2007 dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, pemantauan yang sistematis tidak dilakukan secara optimal, data – data PWS KIA yang dikumpulkan di beberapa daerah ada yang tidak dianalisis, tidak dilaporkan dan tidak dimanfaatkan.

Melihat kenyataan tersebut dan sejalan dengan digulirkannya reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar maka pada tahun 2007 dilakukan reformasi PWS KIA oleh Departemen Kesehatan.  Reformasi ini dilakukan dalam rangka menyempurnakan informasi dan akurasi data. Untuk itu PWS KIA disempurnakan dengan dilakukan penelusuran kasus, data dan informasi dengan melibatkan kader dan tokoh masyarakat.

Salah satu kegiatan reformasi PWS KIA adalah revisi buku Pedoman PWS KIA. Perbaikan mendasar yang dilakukan adalah adanya penambahan indikator pemantauan sesuai dengan perkembangan program kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Indikator yang ditambahkan antara lain : KN1, KN Lengkap, Penanganan Komplikasi Kebidanan, Komplikasi Neonatus Ditangani dan Kunjungan Balita sakit ditangani sesuai MTBS. Selain itu, pada bagian analisis lebih dipertajam dengan analisis penelusuran data kohort dan cakupan disertai dengan contoh praktis dalam aplikasinya. Secara keseluruhan, pada buku pedoman PWS KIA baru lebih ditekankan pada segi pemanfaatan data PWS KIA untuk meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Berbagai revisi tersebut memerlukan perbaikan format pencatatan data KIA. Untuk mempermudah petugas di lapangan dalam melakukan pencatatan, pengolahan, analisis dan penelusuran, dikembangkan Software PWS KIA. Hal ini sangat berguna untuk membantu menghasilkan suatu informasi  yang berorientasi kepada tindakan dalam upaya meningkatkan perencanaan dan pelayanan kesehatan oleh Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Lintas Sektor (BAPPEDA) dalam penyediaan anggaran.

Reformasi PWS KIA telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam mendukung penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Namun masih banyak kendala yang dikeluhkan oleh petugas di lapangan. Isu yang paling banyak dikeluhkan adalah banyaknya format pencatatan yang harus dikerjakan sedangkan tools PWS KIA yang sudah dikembangkan masih terbatas pada pencatatan kesehatan ibu dan anak. Kondisi yang paling ideal adalah satu sistem informasi kesehatan yang terintegrasi di Puskesmas.

Dapat dikatakan bahwa software PWS KIA yang sekarang ada merupakan satu – satunya tools yang memiliki feature penelusuran dan feature analisis yang paling lengkap untuk sistem informasi kesehatan di Puskesmas. Untuk menghindari penggunaan lebih dari 2 software di tingkat Puskesmas, maka software PWS KIA yang bernama Kartini dapat dikembangkan dan ditambahkan feature SIMPUS didalamnya sehingga seluruh kebutuhan data dan laporan dapat disediakan.

Dalam rangka mencapai kondisi ideal tersebut, tools PWS KIA akan ditambahkan variabel dan feature baru yaitu :

· Penyempurnaan variabel dan laporan untuk neonatus, bayi dan anak balita
· Feature laporan imunisasi dan analisisnya
· Feature laporan gizi dan analisisnya
· Anthropometri WHO

Rencana pengembangan berikutnya adalah kodefikasi nomor ibu menggunakan nomor identitas penduduk (KTP) sesuai dengan program nasional yaitu satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Hal ini dilakukan agar software kartini dapat diaplikasikan oleh unit fasilitas kesehatan lain seperti BPS, RB, Klinik dll. Selain itu juga akan dikembangkan feature laporan dari kabupaten/kota ke Propinsi dan Pusat sehingga sistem pelaporan tersebut dapat terintegrasi dengan SIKNAS ONLINE. Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak terkait dalam mencapai keberhasilan pengembangan software PWS KIA ini. Demikianlah perkembangan dan rencana pengembangan software PWS KIA. Semoga semuanya dapat berjalan lancer dan segera direalisasikan.

3 komentar:

  1. terima kasih atas dukungan semangatnya bang...

    BalasHapus
  2. Maaf sy mau tanya..kenapa diplang gambar ada trtulis @ USG dan laboratorium..tp kenyataanya ga ada di situ..kenapa harus bohong sama masyarakat..tlg dibls.trimakasih

    BalasHapus