Laman

Rabu, 30 Maret 2011

SOFTWARE PWSKIA KARTINI MEMPERMUDAH BIDAN TERHADAP SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN KIA

Perkembangan teknologi tak dapat dibendung, hapir disegala bidang merambat memenuhi nadi-nadi  kegiatan  dan mau tidak mau kita semuah akan menghadapinya karena dengan perkembangan teknologi itu pula kita dapat memanfaatkannya untuk   mempermudah dan membantu pekerjaan kita. 
Begitu pula dengan perkembangan sistem pencatatan pelaporan Kesehatan Ibu dan Anak karena kini sudah tersedia Software PWSKIA KARTINI terbaru atau versi 2 yang dapat terinstal dengan baik di OS Windows 7 dengan software ini dapat membantu petugas kesehatan dalam rangka menyusun sistem  pencatatan dan pelaporan Kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas terutama untuk bidan.
Oleh karena itu bidan-bidan di puskesmas terutama bidan desa alangkah baiknya mau meluangkan sedikit waktunya untuk belajar tentang teknologi terutama teknologi informatika yaitu komputer karena hal itu dapat mempermudah pekerjaanya dalam menyusun pelaporan dan pencatatan KIA nantinya.
Software PWSKIA KARINI kini sudah berkembang menjadi versi terbaru yaitu PWSKIA KARINI 2 dengan kemudahan penginstalannya karena hanya dengan sekali klik saja software dapat terinstal dengan baik dan juga dapat berjalan baik pada komputer dengan OS Windows 7. Software ini besarnya 172 MB hanya satu icon setup yang ada bila anda berminat silahkan unduh melalui link dibawah ini.

Kamis, 24 Maret 2011

KUNJUNGAN KABID PROMKES KAB. BEKASI

Tiba tepat pada waktu yang telah dijanjikan tertanggal 24 Maret 2011 dihari kamis yang cerah, Tim Pembinaan Jabatan Fungsional (Jabfung) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi yang kali pertama di pimpin langsung oleh Kabid Promkes Kab. Bekasi Dr. Marti dan rombongan datang suan ke Puskesmas Pebayuran pada jam 11.00 wib,  disambut dengan sapa hangat dan senyum sumeringah dari kepala Puskesmas Pebayuran Agus setiabudi dan didampingi Kasubagtu bu Walyati  mengawali kedatangan rombongan tersebut.
Acara kunjungan tersebut adalah bermaksud memberikan bimbingan dan pembinaan tentang jabatan fungsional (jabfung). Diawali dengan sambutan dari Kapus Pebayuran Kecamatan Pebayuran dengan menampilkan selayang pandang tetang profil puskesmas pebayuran, kegiatan-kegiatan rutin puskesmas dan situasi wilayah kerja serta tidak lupa pula memperkenalkan staff baru Puskesmas Pebayuran.
Selanjutnya acara dilanjutkan oleh Dr Marti dengan diawali oleh pemberikan pengarahan situasi saat ini,  memberikan informasi-informasi penting tetang perkembangan pelayanan kesehatan (www.healtpromotion.com) serta cerita-cerita menarik yang dapat memberikan memotivasi bekerja dibidang pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. kemudian oleh Dr Marti pula melenjutkan dengan memberikan materi tentang jabatan fungsional di pelayanan kesehatan. Penyajian persentasi begitu menarik dan banyak mendapat respon dari staff puskesmas yang hadir pada saat itu. Dan acara diakhiri dengan doa oleh Rudiyanto lalu ramah tamah..
* Tentang Jabatan Fungsional

Sabtu, 12 Maret 2011

IMUNISASI PADA BAYI

Pemberian Imunisasi Pada Bayi

Pengertian
Imunologi ialah ilmu yang mempelajari molekul, sel, organ, dan sistem yang bertanggung jawab mengenali dan membuang benda asing (dari luar tubuh) serta cara tubuh manusia mempertahankan diri terhadap benda asing tersebut.

Imunisasi Bayi.
Ada dua jenis imunisasi bayi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif dapat diperoleh melalui pajanan alami sebagai respon terhadap infeksi atau serangkaian infeksi alami atau didapat melalui suntikan antigen. Imunisasi aktif ini apabila telah diberikan akan bertahan selama bertahun-tahun (Bobak, 2005).

Pemberian Air Susu Ibu bisa membantu kekebalan tubuh bayi dari serangan penyakit yang berbahaya.
Imunisasi Wajib Program Pengembangan Imunisasi (PPI)

1)    Vaksin BCG
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang masih hidup. Jenis kuman TBC ini telah dilemahkan. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan, tetapi lebih baik pada umur 0-2 bulan. Imunisasi BCG cukup diberikan satu kali saja. Pada anak yang berusia lebih dari 2 bulan dianjurkan untuk uji Mantoux sebelum imunisasi BCG. Gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Dosis vaksin yang diberikan adalah 0.05 mL secara I.M pada muskulus deltoideus kanan atau pada paha kanan atas. Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping. Mungkin terjadi pembengkakan kelanjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh sendiri walaupun lambat (Markum A.H,1997)

Kamis, 10 Maret 2011

IMUNISASI PENCEGAH TUBERKULOSIS PARU

“Dok, anak saya dulu sudah pernah imunisasi BCG tapi kok sekarang kena penyakit paru-paru?”
Pertanyaan itu sering anda dengar. Umumnya orang tua yang mempunyai anak penderita TB heran, mengapa anaknya bisa terkena tuberculosis padahal sudah mendapat imunisasi BCG pada waktu masih bayi. Bahkan mereka jadi bertanya, apa manfaat imunisasi BCG? Kalau ternyata tidak bermanfaat dan tidak bisa melindungi anak dari penyakit TB, mengapa masih dianjurkan, bahkan diwajibkan oleh pemerintah? Baiklah, akan saya jelaskan sedikit yang saya ketahui tentang manfaat imunisasi BCG bagi anak.

Imunisasi BCG termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan (hepatitis B, DPT, polio, BCG, dan campak).  B berasal dari Bacillus (bakteri), C singkatan dari Calmette dan G singkatan dari Guerin. Calmette dan Guerin adalah 2 ilmuwan perancis yang mengembangkan vaksin BCG untuk melawan penyakit tuberculosis di awal abad 20.

Di Indonesia, imunisasi BCG wajib diberikan karena seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB dan salah satu negara dengan penderita TB urutan ke-3  di dunia setelah India dan Cina. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, berbicara, bernapas ataupun bersin.

Gejala klinis TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak tinggi, berkisar 38 derajad Celcius, biasanya timbul sore hari, 2-3 kali seminggu. Gejala lain adalah penurunan nafsu makan, dan gangguan tumbuh kembang. Gejala batuk pada pasien TB anak tidaklah menonjol karena lesi primer TB paru pada anak umumnya terdapat di daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor batuk. Kalaupun terjadi, berarti limfadenitis regional sudah menekan bronkus dimana terdapat reseptor batuk. Batuk kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.

Selasa, 08 Maret 2011

TUBERKULOSIS PARU

Latar belakang
Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB.
Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979 ? 1982 telah dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik pemerintahd an swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun.
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998, cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) -atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek/setiap hari- baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance (MDR).

Definisi :
Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Kuman Tuberkulosis :
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.




PEMILIHAN BIDKOR BARU PUSKESMAS PEBAYURAN TA 2011

Pada tanggal 20 Februari 2011 yang lalu, baru pertama kalinya Puskesmas Pebayuran Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi melaksanakan pemilihan umum secara langsung Bidan Koordinasi (Bidkor) Puskesmas ini terjadi sehubungan dengan akan berakhirnya masa tugas Bidkor Puskesmas Pebayuran yaitu ibu Hj. Endang Sumarsini, SKM yang dikarenakan sudah memasuki masa menjelang pensiun.
Dalam pemilihan tersebut Kepala Puskesmas Pebayuran Bpk Agus Setiabudi sudah menentukan kandidat calon bidkor tersebut antara lain : Bd. Tetih, Bd. Sukarsih, Bd. Lilis dan Bd. Hj. Kastiah yang sebelumnya tidak diketahui oleh seluruh staf Puskesmas atas nama calon kandidat tersebut hal tersebut untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan dan secara mendadak pula pada hari itu juga dibentuk tim panitia kecil untuk melaksanakan proses pemilihan bidkor tersebut agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Pemilihan 4 orang kandidat tersebut diatas  didasari oleh beberapa hal diantaranya : tingkat golongan/pangkat, pengalaman kerja dan kemampuan kerja serta loyalitas kerja yang diharapkan nanti dapat meningkatkan lagi kinerja bidan di Puskesmas Pebayuran. dan panitia kecil yang dibentuk keanggotaanya terdiri dari Jaenudin sebagai ketua tim, Rudianto sebagai sekretaris, Asep Surya sebagai perlengkapan dan kuseri sebagai dokumentasi. diharapkan Panitia kecil ini  dapat melaksanakan proses pemilihan yang murni, jujur dan adil tanpa campur tangan pihak lain yang berkepentingan.
Acara dilaksanakan di Ruang Pertemuan lantai II Puskesmas Pebayuran yang dihadiri oleh seluruh staff Puskesmas Pebayuran terutama bidan-bidan Puskesmas. Dalam acara tersebut bidan yang memiliki suara ada 20 orang suara akan tetapi ada 1 suara yang absen karena ada sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan, Pemilihan berjalan tertib teratur diawali pembukaan oleh ketua panitia kemudian sambutan oleh Ka Pus dilanjutkan sambutan oleh bidkor dan kemudian langsung diadakan proses pemilihan nomor urut kandidat dan serta ajang promosi kandidat oleh calon-calon bidkor. Menduduki nomor satu bd. Sukarsih nomor 2 Bd. Kastiah, nomor 3 Bd Lilis dan nomor 4 bd. Tetih. Lalu dilanjutkan pemuliahan langsung bidkor itu dengan cara memanggil seorang-seorang untuk menuliskan pada secarik kertas nama bidkor yang akan dipilih pada ruangan tertutup.
Dan hasilnya adalah Bd. Sukarsih mendapatkan 9 suara, bd Kastiah 0 suara, bd. Lilis 4 suara dan bd. Tetih 6 suara. Total suara 20 orang dan 1 suara absen maka secara syah dinyatakan bahwa bd. Sukarsih sebagai Bidan Koordinator Puskesmas pebayuran selanjutnya menggantikan Hj. Endang Sumarsini, SKM. Kemudian acara disahkan oleh Ka. Pus dilanjut dengan serah terima jabatan bidkor di tutup Doa dan makan-makan.
Semoga dengan terpilihnya Bidkor baru dapat meningkatkan kinerja pelayanan puskesmas terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Amin...